Selasa, Oktober 14, 2008

Nasehat buat Padusi Minang

Dari hasil browsing ke http://www.mail-archive.com/rantaunet@googlegroups.com/ tanpa sengaja aku menemukan sebuah pesan yang sangat penting buat para wanita (padusi) minangkabau. Pesan ini disampaikan oleh Buya Mas'ud Abidin (Penasihat MUI Sumbar) yang diposting oleh Hayatun Nismah Rumzy. Bagus sekali menurut aku dan sesuai sekali dengan Adat Basandi Syara. Syara Basandi Kitabullah. Yaitu seorang istri, diminta untuk selalu menjaga dirinya.

1). Hendaklah pakaianmu menutup aurat bila keluar rumah dan bepergian sesuai adat mamakai raso jo pareso, mempunyai malu dengan sopan. Kitabullah menyebutkan perintah Allah, "Wahai Nabi, sampaikan kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu serta istri orang yang beriman, hendaklah bila mereka berpakaian menutupi seluruh tubuh mereka"( QS. Al Ahzab, ayat 59).

2). Jangan berkata keras, apalagi bersikap kasar membangga diri, bagaikan di kacak batih bak batih, di kacak langan bak langan yang di arahkan kepada suami junjungan diri.

3). Apabila ingin menyampaikan sesuatu kepada suami, carilah waktu dan saat yang tepat.

4). Jangan menolak panggilan atau suruhan suami kepada yang baik. Bahkan jangan berpuasa sunat tanpa seizing suami (kecuali puasa yang wajib).

5). Jangan berpergian meninggalkan rumah tanpa seizing suami.

6). Jangan berhias berlebih-lebihan hanya untuk di lihat orang lain, lupa berbenah diri bila suami pulang ke rumah.

7). Jangan menerima tamu laki-laki kalau bukan keluarga sendiri (muhrim) di saat suami tidak di rumah.

8). Simpanlah rahasia rumah tangga dengan baik. Karena menceritakan rahasia rumah tangga, sungguh satu aib besar. Larangan-larangan ini, pertanda kuatnya budi dan malu.

Fatwa adat kita di Ranah Minang menyebutkan :

Dek ribuik rabahlah padi, di cupak Datuak Tumangguang kalau indak ba budi, duduak tagak kumari tangguang.

Rarak kalikih dek mandalu, tumbuah sa rumpun di tapi tabek, kok hilang raso jo malu, bak umpamo kayu lungga pangabek.

Innama umamul akhlaqu maa baqiyat, wa inhumuu dzahabat akhlaquhum dzahabuu.
Kuaik rumah karano sandi, rusak sandi rumah binaso, kuaik bangso karano budi,
rusak budi hancua-lah bangso.

Seterusnya, budi dan malu itulah pakaian bundo kanduang di ranah minang. Bundo kanduang adalah limpapeh rumah nan gadang, umbun puro pegangan kunci, hiasan di dalam kampuang, sumarak dalam nagari, nan gadang basa batauah, kok hiduik tampek ba nasa, jikok mati tampek ba niaik, ka unduang-unduang ka tanah suci,ka payuang panji ka sarugo.

Alangkah mulia dan besarnya tanggung jawab bundo kanduang itu. Maknanya menjadi tiang rumah yang besar, menjadi umbun puro pegangan kunci, menjadi perhiasan kampung dan sumarak nagari, menjadi ikutan yang bertuah, tempat bernazar bagi anak turunan di masa hidup, menjadi tempat berniat di kala mati telah menjemput, menjadi teman ke tanah suci dan pengganti payung ke sorga, al jannatu tahta aqdamil ummahaat, sorga terletak di bawah telapak kaki ibu.

Rasulullah SAW telah bersabda,"Seorang istri yang taat melakukan shalat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga diri (kehormatan faraj-nya), setia kepada suaminya, dia akan dimasukkan ke dalam sorga dari pintu mana saja yang dia ingini" Hadist dari Anas bin Malik. Alangkah mulia dan tingginya penghargaan Allah SWT bagi seorang istri, bila ia dapat melakukan empat macam ibadah di tambah dengan ibadah-ibadah lainnya yang cukup banyak.

Semoga kita dapat mengamalkannya. amin ya rabbal alamin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana menurut kamu tulisan di atas?