Kamis, Oktober 09, 2008

Meraih Kebahagiaan Hakiki

tak terasa ramadhan nan suci makin jauh tertinggal di belakang. nuansa 1 syawal pun mulai terasa memudar. tapi jika kita renungkan apa yang kita peroleh dari masa yang telah kita lalui tersebut? hikmah ramadhan apa yang telah kita raih? kemenangan di syawal nan fitri apa yang telah kita peroleh? sekurang-kurangnya lewat perenungan ini kita mengerti apa sebenarnya yang harus kita dapatkan di kedua bulan yang penuh barokah tersebut.

dari uraian Ust. Gusrizal pada kesempatan wirid pengajian rutin di KBI Padang selasa tanggal 7 oktober 2008 lalu, yang bertepatan dengan 7 syawal 1429 H, dapat kita ambil pelajaran penting mengenai keseimbangan antara meraih kegembiraan dengan mendapatkan kebahagiaan hakiki setelah menjalani ibadah di bulan suci ramadhan dan larut dalam kemeriahan 1 syawal.

jika kita amati bagaimana kita dan sebagian besar umat muslim lainnya, akan tampak kesibukan mulai beberapa hari menjelang lebaran. bahkan mungkin ada yang mulai memikirkan bagaimana persiapan 1 syawal nanti sejak berpuasa di awal-awal ramadhan. tanpa kita sadari mungkin kita tidak terkonsentrasi lagi pada ibadah-ibadah yang seharusnya kita tingkatkan di bulan penuh pengampunan tersebut. bukannya mengejar pahala sebanyak-banyaknya, malah kita dipusingkan oleh pikiran bagaimana menghadapi lebaran nanti. rasanya sama saja, baik ibu-ibu atau bapak-bapak, para remaja dan anak-anak.

apakah kita akan selalu begitu di tahun-tahun selanjutnya? padahal tidak seorang pun diantara kita tau apakah tahun depan kita masih akan bertemu dengan bulan ramadhan. umur manusia adalah rahasia. jadi sudah seharusnya kita bercermin dari apa yang telah kita jalani selama ini. sudah sepatutnya kita mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu. sebagaimana yang diceritakan kembali oleh Ustadz Gusrizal, di masa rasulullah tepat pada 7 syawal, kaum muslimin berperang melawan kaum kafir dengan kekuatan kaum muslimin lebih besar dari pada sebelumnya. selain didukung oleh kaum ansyar dan muhajirin dari madinah, pasukan islam juga dibantu oleh para mualaf kota mekah terutama dari kalangan kaum quraisy yang baru dalam hitungan 17 hari menjadi mualaf. peperangan ini dikenal dengan perang hunain.

pasukan muslim memperoleh kemenangan. tawanan dan harta rampasan pun banyak diperoleh. namun ternyata semua harta rampasan perang dikuasai oleh para mualaf quraisy. situasi ini membuat kaum ansyar merasa dilupakan. dengan segala keberanian, petinggi kaum quraisy menghadap Rasulullah membicarakan hal tersebut. mendengar keluhan kaum ansyar, Rasul menjawab bijak. harta rampasan yang dikuasai para muslim mekah tersebut anggaplah sebagai hiburan bagi mereka atas perjuangan mereka ikut dalam membela islam. namun kaum ansyar dan muhajirin akan mendapatkan lebih dari itu semua, yaitu Allah dan Rasul-Nya. kaum ansyar akan kembali ke madinah beserta rasul. dan Rasulullah mengingatkan janganlah mengukur kemenangan dari segi materi, namun raihlah kebahagiaan yang hakiki, yaitu rahmat dan karunia yang didapat dari kemenangan tersebut.

dari cerita tersebut dapat kita petik hikmah bahwa setelah menjalani ramadhan dengan penuh perjuangan dan kesabaran, jangan menjadikan idul fitri sebagai perayaan yang berlebihan secara materi. tuntunan Rasul bukannya melarang untuk memeriahkan 1 syawal, namun perlu kita ingat bahwa kita jangan larut dalam simbol-simbol perayaan, seperti pakaian dan perlengkapan di rumah yang serba baru, makanan yang banyak bahkan terkesan mubazir, dll. namun hendaknya kita berusaha adanya keseimbangan antara menikmati kegembiraan dan meraih kebahagiaan hakiki.

1 komentar:

  1. Cari teman dengan cara blogwalking dan bikin blogroll/bloglist teman2...

    Banyak gunanya...intinya kalau banyak link Google PAge Rank akan naik...

    Selanjutnya setiap pencarian topik yang kebetulan ada di blog kita akan muncul diurutan awal pencarian google...

    Akhirnya apa yang kita suarakan di blog bisa diketahui dunia (minimal indonesia)

    BTW tetap terus ngeblog...

    BalasHapus

bagaimana menurut kamu tulisan di atas?