Selasa, Oktober 07, 2008

Sebuah Cerita Tentang Anakku

Pekanbaru, Oktober 2006

mungkin ceritaku ini bagi sebagian orang udah basi. tapi aku hanya ingin mengenang dan berbagi pengalaman tentang saat-saat kelahiran putraku, Ahnaf Fathanul Ihsan. cerita ini dimulai sekitar minggu I oktober 2006. dimana dokterku (dr.Hj.Haliliarti.SPoG) bilang bahwa jadwal kelahiran anakku sekitar minggu II. sejak itu jantungku sering berdebar sedikit kencang dan muncul perasaan cemas. pembimbing senam hamil bilang, 'jangan terlalu stress, malah bikin tensi relatif naik'. saat diperiksa pun emang posisi janin udah turun menuju pintu kelahiran(katanya). ya Allah...mudahkan segala urusanku.

sejak memasuki minggu ke 36, aku cuti untuk melahirkan ke Pekanbaru. waktu itu memasuki bulan suci ramadhan. dengan kondisi hamil besar aku absen menjalani puasa tahun 2006 tsb.di sana aku mulai berjalan-jalan pagi dan sore hari. kadang ditemani my lovely husband, kadang dg ama atau hanya sendirian aja di sekitar gang rumah ama. pas udah tau perkiraan lahir dari dokter tsb, intensitas jalan kaki jadi lebih sering. selain itu, banyak saran2 dari orangtua yg juga kuikuti, kayak minum 'salusuah' (semacam pelancar proses melahirkan). ada yang terbuat dari perasan daun bunga raya putih. minum minyak goreng bimoli juga aku coba. semua itu rutin sekurang-kurangnya 2x sehari. makin dekat ke hari H, makin perasaan gelisah dan cemas.

suatu sore saat berkunjung ke rumah tante lis, salah satu teman dekat ama, suaminya tante lis itu bilang kalo membaca surat Maryam dalam Alquran adalah salah satu 'salusuah' yang mujarab. biarpun mengaji Alquranku saat itu belum sampai ke halaman surat maryam, maka dengan penuh harapan dan kepasrahan pada Allah SWT, sejak hari itu setiap ada kesempatan aku mengaji membaca surat maryam tsb. Subhanallah...tepat 1 hari sesudah itu, saat akan shalat isya sekitar jam 8-an, aku menemukan tanda-tanda akan melahirkan yaitu terdapat bercak darah. biar hanya sedikit, itu mampu membuat aku dan adik2 yg di rumah saat itu cukup panik dan cemas. aku segera telpon suamiku di padang. namun, ama dengan tenang berusaha meyakinkanku bahwa itu baru tanda awal. biasanya di kelahiran anak pertama cukup memakan waktu untuk mencapai bukaan lahir yang sempurna. setelah aku rasakan, emang rasa sakit kontraksi tsb belum terlalu sering. malam itu baru kurasakan kontraksi rata2 1x1 jam. namun terasa ada cairan yg mengalir keluar. mungkin itu air ketuban, pikirku..hal tsb membuat aku semalaman ga bisa tidur. beri aku kesabaran ya Allah...

keesokan pagi aku cek ke RS.Awal Bros. ternyata baru bukaan 1. dengan alasan mengurangi stress jika berada di rumah sakit, maka aku memutuskan untuk pulang kembali ke rumah.hingga siang harinya, rasa sakit masih terasa 1x15 menit. sekitar jam 13.00, suamiku datang dari Padang. kedatangan abangku (suamiku) ini memberikan kekuatan baru serta menumbuhkan semangat untuk lebih sabar menjalani ujianku sebagai seorang calon ibu. biar hanya di rumah, tapi seharian itu kerjaanku jalan mondar-mandir. lalu sebentar duduk atau berbaring kalo terasa agak lelah. menjelang waktu isya rasa sakit udah menjadi 1x5 menit. lalu aku memutuskan untuk segera aja ke rs awal bros.di rumah sakit aku diperiksa sebentar, lalu kata bidan yang dinas jaga malam itu, aku harus rawat inap. biarpun baru bukaan 2 aku harus masuk kamar rawat karena posisi bayi udah turun mendekati pintu lahir. berarti waktu melahirkan semakin dekat. ya Allah...setelah sehari semalam aku merasakan sakit, ternyata baru bukaan 2. beri aku kekuatan untuk menjalaninya ya Allah..

malam itu sekali lagi aku ga bisa tidur. saat ama dan abang akan sahur sekitar jam 3-an, rasa sakit dan kontraksi tak henti-henti kurasakan. jadi mereka harus sahur bergantian, karena salah satu harus mendampingiku. bidan yang mengontrol keadaanku bilang kalo bukaan-nya belum lengkap. jadi aku harus bisa mengatur nafas dan menahan rasa mengejan sampai bukaan lahir benar-benar sempurna. dengan penuh perjuangan aku berusaha menuruti arahan bidan tsb sambil terus membaca dzikir. subhanallah...astagfirullah...la illah ha illallah..


saat subuh menjelang, aku dipindahkan ke ruang bersalin. disana aku di periksa intensif oleh beberapa bidan sambil menunggu kedatangan dr.lili yang akan menangani proses melahirkan. setelah 2 malam ga bisa tidur...herannya saat itu aku merasakan kantuk yang luar biasa. jadi sambil mengikuti arahan dokter dalam mengatur nafas dan saat-saat mengejan dalam proses melahirkan tersebut, aku juga harus berjuang melawan rasa kantuk yang hebat. hal ini membuat tenaga ku terporsir lebih besar. saat anakku udah nampak kepalanya di pintu lahir, aku semakin tak berdaya.akhirnya dokter mengambil tindakan cepat untuk membantu kelahiran anakku dengan vacuum extraction. sebelumnya dokter sempat menjelaskan bahwa tindakan ini tidak akan membuat cacat kepala bayi, misalnya terlihat lebih panjang. namun akibatnya lebih membuat banyak jahitan pada ibu-nya. aku segera setuju, karena dalam pikiranku yang terpenting adalah anakku.

dengan kebesaran Allah SWT, alhamdulillah bayiku lahir dengan selamat, sehat dan lengkap. hari itu Minggu 15 Oktober 2006 jam 06.28 WIB. thank you Allah to all the best for my baby...saat-saat setelah kelahiran merupakan saat yang terasa paling melegakan dalam hidupku. dunia terasa sangat damai. dan ketika anakku di telungkupkan ke arah badanku, terasa sempurnalah sudah aku sebagai wanita. setelah sebelumnya menjalani hari-hariku sebagai istri, sekarang aku telah menjadi seorang ibu. abang tak kuasa menahan air matanya karena haru. segera peristiwa gembira tersebut dikabarkan ke seluruh keluarga besar dan teman-teman.anak adalah anugerah. namun di balik itu anak sebenarnya adalah ujian apakah orang tua berhasil membawanya menjadi hamba yang takwa. tak salah jika orang alim berkata bahwa anak yang akan menghantarkan orang tuanya ke pintu surga atau neraka. ya Allah...berilah kami petunjuk dan kemudahan dalam membimbing dan mendidik anak-anak kami kelak menjadi hambu-Mu yang takwa. amin ya rabbal alamin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana menurut kamu tulisan di atas?